Senin, 19 Juli 2010

Behind d' scene.....

















dapet info acara press conference jam 9, dateng ke lokasi jam 7 (setelah apruk2an nyari lokasi) ternyata acara jam 11.
masih berfikir... "bisa ngga yah aku dapetin tandatangannya Bimbim....???"


all part of the shirt; still clean....


dari jam 7 sampe jam 11 kurang lokasi masih lengang... tapi begitu pukul 11 tepat tiba2 terjadi keributan, konvoi polisi dan seperti preman2 berseragam membanjiri lokasi, ditambah arakan para slanker yang super riweuh dengan teriakan dan bendera yang mereka bawa....
suasana di luar wilayah konfrensi pun chaos....
polisi dan yang menamakan dirinya "Bidadari Penyelamat" berjaga mengelilingi tempat konfrensi, yang bisa masuk hanyalah kru dan wartawan? so... how can i get the signature?




tapi bukan Aisyah namanya jika menyerah begitu saja... walopun melenceng dari rencana semula yang tadinya akan membuat ID card palsu, tapi gagal karna informasi yang didapat mendadak, akhirnya dengan nekat ketika melihat peluang... aku menguntit di belakang wartawan dan.... yupz.... berhasil masuk ke lokasi. beberapa detik sempat deg2an karna teringat orang2 sangar di luar tadi, yang begitu serem, ga ramah, mata melotot, dan berambut gondrong. ternyata benar mereka tidak tinggal diam melihatku yang lancang masuk wialyah yang dari pagi sudah disterilkan itu.
tapi.... beruntungnya aku... yang saat itu didampingi oleh sang adik yang notabenenya atlet silat... ya... terserah lah mereka mau ngapain... aku harus tetap fokus, mengawasi sang Bimbim.
setelah acara tanya jawab beres... para wartawan mulai meninggalkan tempat diikuti para kru... akhirnya di depan aku hanya tersisa Bimbim dan salah satu personel slank yang lain, entahlah siapa namanya itu.
dengan memberanikan diri aku naik ke panggung dan terus mendekatinya... lalu aku bilang " Ka pacar saya mau ulang tahun... boleh minta tanda tangannya..." sambil mengambil kaos dan spidol yang saya sodorkan dia berkata, "oh boleh, siapa namanya?", Defrin saya jawab, Siapa kata dia, sampai 3 kali diulangi dia baru bilang... Oh...
haha...
ternyata... something wrong with his ear.... itu pun hasilnya dia kurang satu huruf terakhir.


dan... ada peristiwa lucu, jadi nih yah... pas aku minta lagi ke Bimbim untuk tulis kata2 selamat ulang tahun di kaos itu, personel yang tadi belum keluar itu nyamperin... aku sih cuek aja, ga terlalu kenal dan ga peduli juga....
ternyata setelah aku keluar adik aku bilang "teteh... itu kan tadi kaka,kenapa ga sekalian diminta aja tandatangannya..." oh ya" aku bilang... habis rambutnya diiket2 gitu sih... jadi ga kenal... ya udah... lewat deh, heu....


tapi sempet nyesel juga ga sempet foto bareng , hiks.... ga apa2 deh... yang penting dapet tandatangannya Bimbim!
dan panggung itu kosong... So, selanjutnya bebas mau ngapain aja...





* happy B' day Yank....

maaf kalo nyampenya telat....

di foto2nya akunya keliatan kucel n rada gemuk ya?
itu cuman efek kamera yg ga bagus dan efek nunggu dari jam 7 ko.... hehe.....

Selasa, 13 Juli 2010

Dalam ruangan ini dengan hati yang sesak, ku pendam air mata karna rasa kesal yang teramat sangat… setelah lama menantikan hadirmu yang hanya singgah sesat kemudian kembali melenggang pergi….
Mungkin rasa ini yang harus didikotomi, agar tak menjadi sesuatu yang menyakitkan seperti duri pada mawar mungkin.
Sementara disana, di ruang dan waktu yang jelas berbeda, entah tidak tau ataukah memang tak pernah tau pada aku yang merindu.
Pergimu menggoreskan luka pedih didadaku.

Bukan salah awan jika tak ada air yang bisa diturunkan, sang tanah mungkin memang terlalu berlebihan merasakan kemarau.
Satu pesan tanah pada awan tak usah menampakkan diri, jika hanya untuk berlalu.




*BT BT BT......

Senin, 21 Juni 2010

Cinta ini, jangan berakhir!

Hanya sebagai bahan bakar motivasi untuk terus semangat menulis….
Sebuah karya dari Moammar Emka dalam bukunya Cinta itu, kamu.


Cinta ini, jangan berakhir!


Jangan berakhir. Karena risalah rindu ini masih terus mengais ceritamu. Tak peduli jeratan waktu memaksaku bergemeretak mengejar matahari. Terantuk di padang gerah berkubang butiran peluh, menguras waras yang deras luruh kepadamu. Membuatku tak sadar. Kalap diremas cintamu. Menggebu dalam nada yang berulang-ulang. Mematuk tembang bertahtakan cintamu.

Jangan berakhir. Karena ku masih setia mengulur benang cinta yang kupintal dari serpihan asa tersisa, kasih yang setia menunggu hadirmu, luka bahagia karena tak bosan-bosannya menatap wajahmu. Sunyi mencekam terantuk namamu dan debam hasrat untuk tetap berada dalam naungan mata beningmu.

Jangan berakhir. Karna aku akan menunggu hadirmu, kapan pun itu. Jagan berakhir karna aku telah memilihmu sejak tatap pertama tumpah tanpa sengaja di suatu senja. Dan sampai kini aku semakin terjerat dalam penantian yang mengerang, meregang, mengerontang, terpanggang bara api yang setia kunyalakan, tak ingin kupadamkan.

Ya, inilah aku, yang selalu berharap risalah cinta, pengharapan, dan penantian untuk satu namamu suatu ketika akan menemui pencapaiannya.

Bukan aku tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, apa yang akan aku temui dalam penantian ini. Ketika aku kembali mencintaimu, pada detik itu sebenarnya kakiku telah tiba di rumah pesakitan. Mengerang di atas prahara cinta yang tak jua berakhir. Titik temu dua hati yang kuiba-iba belum juga merunut abjad takdir. Terkulaiku dihempaskan asa dari waktu ke waktu. Tetap saja kakiku kukuh percaya. Walau segalanya tampak tak nyata.

Rumah yang kuburu makin tenggelam dihapus kungkungan kabut. Samar kupandang, membabi buta jejakku meratap di jemari pelangi. Kau tempatku mengunyah sejarah penantian. Di mana cahayamu kausembunyikan? Rumah yang kuhuni makin gelap. Terang susah kudekap. Gema pesakitan mengintip di tiap inci kata yang terucap dan terpendam dalam puing suara jiwa. Aku makin terluka. Setia menunggu di ujung abjad takdir yang akan jatuh dari langit. Membawa pesan cintamu, untukku suatu ketika. Entah dimana, entah kapan masanya. Aku akan setia. Itu saja!

Ya, aku akan setia menantimu, kapan pun itu.

Dalam gelap gerimis yang pongah menghujam. Terbuai wajahmu yang meyusup bertubi-tubi. Membawa sebaris kata bahagia yang menenggelamkan nurani di atas pengharapan tak berkesudahan. Tentang rindu kusam, tentang cinta terbuang. Mengutip satu namamu diantara keluh kesah, gundah gelisah, dan lara pesakitan. Masihkah ada secuil senyum di batas penantianku yang kini makin terbata dalam kata-kata; untuk memujimu, mengharapmu mencintaimu, dan menantimu.

Yang pasti aku selalu berjalan menujumu.






*telah mendapat persetujuan penulis…..

Senin, 14 Juni 2010

Kerinduan….

Dua langkahku terhenti, tiba-tiba sejuk, ada alunan yang sepertinya sangat familiar ditelingaku…
Aku dilanda kerinduan yang begitu sangat . Suara itu mengusik ingatanku akan kenangan tentang kedamaian, keindahan, dan kenyamanan.
Teringat…
Bahwa tak pernah ingin dia tinggalkan, rasanya begitu sebentar jika dengannya, bersamanya…
Aku tau selalu ada kesempatan bersamanya, “amiin….” Tiba-tiba terdengar serentak orang-orang yang mengamini fikiranku itu.

Walau kesedihan selalu melanda setelah ia mengakhiri kebersamaan kita....


“Assalamualaikum warrahmatullah….” Aku kembali tersadar.

Aku harus segerea mengenakan mukena. Surat Al Qodr itu terlalu kuat membuatku terlena pada kerinduan akanmu Ramadhan.

Selasa, 01 Juni 2010

Shopping for life…

Yupz, shopping merupakan hobi wajib favorit bagi para cewe, tak terhitung manfaat yang diperoleh dari shopping, baik dari luar maupun sampai ke dalam.
Shopping bisa jadi obat ajaib untuk penyakit patah hati, kena omel dosen, ga dapet izin liburan bareng temen-teman dari orang tua, tugas yang numpuk bahkan ketika kita marahan sama pacar. Kesedihan karna hal-hal itu bisa hilang seketika di saat shopping. Kepuasaan ketika menemukan barang yang telah lama diinginkan, baju-baju lucu yang lagi diskon atau ga sengaja nemu barang yang ternyata emang lagi kita inginkan ga bisa tergantikan oleh aktivitas lain. Memang, rasa sedih atau rasa sakit yang hilang tidak bersifat permanen, sampai ke rumah, masuk ke kamar beberapa lama kemudian kesedihan-kesedihan atau rasa pusing yang sedang melanda kita pasti akan teringat lagi, so kalaupun shopping hanya berfungsi seperti obat bius dalam anestesi tapi kita bisa jadikan shopping sebagai alat pendongkrak semangat kita untuk kembali bangkit dan pulih dari keterpurukan. Shoppinglah dan mulai hidup yang lebih baru.

Tips: jangan sampai ketika shopping kita mengalami over budget atau kebobolan tabungan oleh diri sendiri. Dalam kondisi segalau apapun harus tetap gunakan akal sehat dan strategi ekonomi. Pastikan dengan tegas budget yang masih bisa dikeluarkan untuk shopping.
lebih baik menghindari menggunakan debit card atau credit card karna akan susah untuk melakukan pengendalian internal dalam sisi budget.

Senin, 31 Mei 2010

Damai itu senyum….

Pertama kali bertemu dengan anak itu, ketika aku pulang dari kampus bersama sahabatku, di sesudut jalan kami melihatnya sedang duduk dan menangis memanggil-manggil mamahnya, dia anak laki-laki sekitar 4-5 tahunan, kulitnya putih, kami memprediksikan dia akan tumbuh menjadi anak laki-laki yang tampan. Anak itu terus menangis ketika kami tanyai dimana rumahnya, sekitar sepuluh menitan kami hanya bisa memperhatikan tangisannya karna upaya apapun untuk membujuknya telah sia-sia, kami melihat sekeliling berharap ada sedikit tanda-tanda dari mana anak itu berasal, namun nihil, jalanan begitu sepi.
Setelah hampir berputus asa karna tak tau apa yang harus kami lakukan, akhirnya anak itu tiba-tiba berteriak memanggil mama... alhamdulilah ada sesosok ibu-ibu yang menghampiri, mukanya terlihat panik namun lega seraya merangkul sang anak. Si ibu langsung pulang sambil menggendong anak itu setelah sedikit bercerita kepada kami bahwa ternyata sang anak diam-diam ikut keluar rumah untuk mengikuti ibunya yang akan pergi menjemput adiknya. Namun si anak kehilangan jejeak sampai akhirnya kami temukan.
Sore ini, sepulang kuliah aku dan masih bersama sahabatku hendak pulang, kami melewati jalan depan dimana ada lapangan tempat anak-anak bermain, biasanya kami tidak pernah rela melewatkan pemandangan anak-anak kecil yang lucu-lucu ketika bermain. Tapi sore ini nampak berbeda kami bertemu lagi anak laki-laki kecil yang dulu tersesat itu, dia hendak memukul temannya. Kami mendekati, memperhatikan anak-anak itu, si anak laki-laki itu mengangkat tangannya nampak mengancam anak laki-laki lain yang ada dihadapannya, aku dan sahabatku lebih mendekati mereka dan mencoba membujuk mereka untuk berbaikan. Sedikit terlihat hasilnya, teman yang hendak dipukulnya itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman, meminta maaf mungkin yah maksudnya, beberapa detik kemudian ditambah dengan orasi-orasi perdamaian kami akhirnya anak laki-laki itu menerima ulurna tangannya untuk bersalaman.
Seketika suasana ketegangan berubah menjadi atmosfir kebahagiaan, anak laki-laki yang tadinya terlihat sangat marah, emosi, dengan mata berkaca-kaca dan mengangkat tangannya untuk memukul, berubah menjadi senyuman dan memeluk teman yang hendak dipukulnya.
Aku dan sahabatku ikut merasakan kebahagiaan perdamaian mereka dan turut tersenyum.
Sungguh damai itu senyum.

Minggu, 30 Mei 2010

Did you know.... Kas Bisa Menduduki Posisi Paling Bawah Di Neraca??

Neraca dalam laporan keuangan sisi aktiva ternyata tidak harus di mulai dari asset yang paling likuid (Cash, account receivable, prepaid insurance dst.) tetapi bisa juga di mulai dari yang paling tidak likuid sampai ke yang paling likuid. Memang sisi aktiva harus di isi berdasarkan skala likuiditas, tetapi even di PSAK (pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) maupun di IFRS (International Financial Reporting Standards) tidak di cantumkan keharusan memulainya dari yang paling likuid. Di sana hanya di sebutkan menulis berdasarkan skala likuiditas.
Lalu kenapa di Indonesia terbiasa memulainya dari Cash yang notabenenya asset yang paling likuid, itu karena Indonesia mengikuti gaya Amerika disebabkan kita banyak menggunakan referensi dari Amerika (Warren, Kieso, dll.). sedangkan, untuk IFRS sendiri, lebih mengikuti gaya Uni Eropa yang memilih menyusun aktiva dari asset yang paling tidak likuid (Biasanya di mulai dengan PPE yaitu Property, Plant and Equipment). Bisa di lihat di IFRS No.1.
Nah, jadi kesimpulannya temen-temen bebas menggunakan style Amerika atau style Uni Eropa dalam pengisian kolom aktiva, tetapi tidak ada ketentuan yang mengharuskan penggunaan dari salah satu gaya tersebut.
So… Let’s make U’r study in accounting as fun as possible,…
 

Ruang Imaji. Design By: SkinCorner