Selasa, 13 Juli 2010

Dalam ruangan ini dengan hati yang sesak, ku pendam air mata karna rasa kesal yang teramat sangat… setelah lama menantikan hadirmu yang hanya singgah sesat kemudian kembali melenggang pergi….
Mungkin rasa ini yang harus didikotomi, agar tak menjadi sesuatu yang menyakitkan seperti duri pada mawar mungkin.
Sementara disana, di ruang dan waktu yang jelas berbeda, entah tidak tau ataukah memang tak pernah tau pada aku yang merindu.
Pergimu menggoreskan luka pedih didadaku.

Bukan salah awan jika tak ada air yang bisa diturunkan, sang tanah mungkin memang terlalu berlebihan merasakan kemarau.
Satu pesan tanah pada awan tak usah menampakkan diri, jika hanya untuk berlalu.




*BT BT BT......

1 komentar:

Defrin mengatakan...

sini, biar saya sembuhkan lukanya...

 

Ruang Imaji. Design By: SkinCorner